Kamis, 05 Januari 2012

Sepucuk Surat dari Ibu dan Ayah

Anak ku,
Ketika aku tua, aku harap kamu memahami dan memiliki kesabaran untuk ku. Suatu ketika aku memecahkan piring, atau menumpahkan sup di atas meja, karena penglihatanku berkurang. Aku harap kamu tidak memarahiku. Orang tua itu sensitif, selalu merasa bersalah saat kamu berteriak. Ketika pendengaranku semakin memburuk dan aku tidak bisa mendengar apa yang kamu katakan, aku harap kamu tidak memanggilku "Tuli!" dan mohon ulangi apa yang kamu katakan atau menuliskannya.

Maaf Anak ku,
Aku semakin tua. Ketika lutuku mulai lemah, aku harap kamu memiliki kesabaran untuk membantuku bangun. Seperti bagaimana aku membantu kamu saat kamu masih kecil untuk belajar berjalan. Aku mohon jangan bosan denganku. Ketika aku mengulangi apa yang ku katakan, seperti kaset rusak, aku harap kamu terus mendengarkan aku. Tolong jangan mengejek ku atau bosan mendengarkan ku. Apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil dan kamu ingin sebuah balon? Kamu mengulangi apa yang kamu mau berulang-ulang sampai kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan.

Maafkan juga bau ku,
Tercium seperti orang yang sudah tua, aku mohon jangan memaksaku untuk mandi, tubuhku lemah. Orang tua mudah sakit karena mereka rentan terhadap dingin. AKu harap, aku tidak terlihat kotor bagi mu. Apakah kamu ingat, ketika kamu masih kecil? Aku selalu mengejar-ngejar kamu, karena kamu tidak ingin mandi. Aku harap kamu bisa bersabar dengan ku, ketika aku selalu rewel. Ini semua bagian dari menjadi tua, kamu akan mengerti ketika kamu sudah tua. Dan jika kamu mempunyai waktu luang, aku harap kita bisa berbicara, bahkan untuk beberapa menit. Aku selalu sendiri sepanjang waktu, dan tidak memiliki seorang pun untuk diajak bicara. Aku tau kamu sibuk dengan pekerjaan. Bahkan jika kamu tidak tertarik pada cerita ku, aku mohon berikan aku waktu untuk bersamamu. Apakah kamu ingat, ketika kamu masih kecil? Aku selalu mendengarkan apapun yang kamu ceritakan tentang mainan mu. Ketika saatnya tiba dan aku hanya bisa terbaring, sakit dan sakit. Aku harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku.

MAAF,
kalau aku sengaja mengompol atau membuat berantakan. AKu harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku, selama beberapa saat terakhir dalam hidupku. Aku mungkin, tidak akan bertahan lebih lama. Ketika waktu kematianku datang, aku harap kamu memegang tangan ku dan memeberikan ku kekuatan untuk mengahdapi kematian.

Dan jangan khawatir,
Ketika aku bertemu Sang Pencipta, aku akan berbisik padaNya untuk selalu memberikan BERKAH pada mu. Karena kamu mencintai, Ibu dan Ayah mu. . .


Terima kasih atas perhatian mu, nak. .
Kami mencintai Mu, 




Dengan kasih yang berlimpah,
IBU DAN AYAH


[mom + dad + me]