Rabu, 02 Mei 2012

Alasan Perempuan Tidak Berjenggot dan Berkumis


Apakah anda seorang pria berjenggot? Atau Anda seorang perempuan yang menyukapi pria berjenggot? Terserah sajalah, yang penting Anda bukan pria tapi wanita atau wanita tapi pria. Kenapa membahas soal jenggot.
Mungkin sudah banyak orang yang membahasnya, dan saya yakin mereka sudah mengupas segalanya tentang jenggot. Hanya saja, saya masih penasaran kenapa pria berjenggot dan terkadang bisa tumbuh dengan lebat. Sementara perempuan tidak. Kalau pun ada perempuan yang berjenggot atau berkumis, sangat tipis.



Tapi kita akui, Vivian Wheeler, seorang perempuan yang memiliki jenggot terpanjang sedunia menurut Guinness Book of Records dengan panjang 11 inchi atau 27,94 cm. Namun demikian, jumlah perempuan yang berjenggot bisa dibilang jumlahnya 1000 berbanding satu atau bahkan 10 ribu, 100 ribu atau lebih baru ketemu satu orang. Sangat-sangat jarang.
Pertanyaannya, kenapa pria bisa berjenggot sementara perempuan tidak? Akhirnya, setelah buka-buka buku, akhirnya ketemu juga penyebabnya mengapa pria bisa berjenggot dan sebaliknya perempuan tidak.
Penjelasannya begini. Sejak dalam masa kandungan, seorang janin sudah ditumbuhi rambut dan bulu-bulu halus, baik laki-laki maupun perempuan. Namun, begitu bayi lahir, maka lama kelamaan bulu-bulu halus yang sudah melekat akhirnya berganti menjadi rambut-rambut yang cukup tipis.
Dan puncaknya, saat memasuki masa pubertas, usia sekitar 12-17 tahun, maka pertumbuhan rambut antara laki-laki dan perempuan sudah mulai berbeda. Apalagi semakin dewasa, maka pertumbuhan rambut atau bulu-bulu makin berbeda.
Kenapa demikian? Dalam buku “Aku Ingin Tahu, Mengapa?” dijelaskan bahwa perkembangan tumbuhnya rambut atau bulu itu disebabkan oleh pertumbuhan kelenjar seks, baik pada pria maupun perempuan. Pada pria, hormon yang berlebihan ini akan menyebabkan tumbuhnya rambut di dagu (jenggot), atas bibir (kumis), dan di badan. Sementara, pada rambut di kepala yang menjadi sumber tumbuhnya rambut, akan mengalami penurunan. Ia beralih ke dagu, atas bibir (kumis), dan dada.
Sebaliknya, pada perempuan, kelenjar seksnya tetap sama tinggi. Hanya saja, arahnya yang berbeda. Pada perempuan, pertumbuhan akan semakin maksimal pada kepala, sedangkan pertumbuhan minimal ada di bagian tubuhnya terutama dagu. Sebab, berbagai kelenjar dan hormon dalam badan perempuan memang berfungsi mencegah pertumbuhan tersebut. Karena itulah, dagu perempuan tidak ditumbuhi buklu (jenggot).