Senin, 19 Maret 2012

Kebodohan yang Seharusnya Tak Perlu Dilakukan di Sosial Media

Kalau ada yang mengatakan “manusia itu tidak ada yang bodoh, hanya tergantung bagaimana mengasahanya” mungkin benar adanya, paling tidak bisa diintip dari kegiatan kita di jejaring sosial atau yang kita kenal sebagaia sosial media semisal facebook, twitter, google+, dan lain sebagainya. Sadar atau tidak sebetulnya begitu banyak tindakan-tindakan yang seharusnya tidak perlu dilakukan .


MARAH - MARAH
Seperti sudah menjadi sesuatu yang biasa ketika kita menyaksikan seorang teman (atau bahkan jangan-jangan diri kita sendiri) meluapkan semua emosinya di wall facebook atau time line twitter. Banyak yang tidak menyadari bahwa sebetulnya tidak ada yang merasa nyaman dengan umbaran emosi kita yang liar. Selain tindakan tersebut terasa menyebalkan, bisa jadi itu malah menjadi bahan tertawaan orang lain. What do you want ketika menumpahkan amarah diberanda facebook ratusan atau bahkan ribuan temanmu ?, tidak akan ada alasan logis yang bisa menjawabnya dengan tepat, selain penyesalan kalau itu merupakan tindakan bodoh

BERKELUH KESAH
Meskipun belum ada riset yang menampilkan prosentase tentang behind scene ocehan setiap orang di jejaring sosial, pada dasarnya hampir semuanya mempunyai hasrat yang sama, yaitu rasa ingin diperhatikan. Betulkan ?, bisa saja kita berkelit untuk mengingkarinya, tapi kejujuran hati tidak akan berbohong kalau begitu kita buka facebook atau google+ maka yang kita lihat adalah notifikasi pemberitahuan terlebih dahulu. Perasaan berbedapun muncul ketika status ada yang menyukai.
Berkeluh kesah di jejaring sosial mungkin sepintas akan menghilangkan perasaan yang mengganjal dari dalam kita, tapi cobalah lihat kembali keluhan itu disaat persoalan yang dikeluhkan sudah terlewati. Kitapun akan merasa geli dan serasa ingin tertawa sendiri. Oh, betapa bodohnya tindakan kita dengan mengeluh di jejaring sosial. Terkesan sekali kalau diri kita seperti orang yang kurang perhatian.

MENGUNGGAH FOTO YANG TIDAK PATUT
Tolak ukur patut tidak patut memang relatif, tapi kerelatifan tersebut bisa kita kenali dengan ekses negatif yang akan muncul dikemudian waktu jika kita mengunggah foto yang ingin ditunjukan kepada orang lain. Belakangan ini banyak terjadi pemecatan karyawan di Amerika Serikat oleh perusahaannya tempat mereka bekerja karena ulah si karyawan yang mengunggah foto pribadinya yang dianggap tidak patut dan memalukan. Apalagi di disana berlaku kultur bahwa seorang pekerja secara tidak langsung adalah agen karakter dari perushaan tempat dia bekerja. Jadi, pikirkan kembali secara matang sebelum mengunggah foto-foto pribadi, jangan sampai kata “terlanjur” menjadi simbol kebodohan kita di jejaring sosial.

MENGUMBAR KEPRIBADIAN
Terlepas dari sifat kita yang baik atau buruk, mengumbarnya di jejaring sosial adalah salah satu hal yang kurang cerdas. Ketika kita mengumbar kekurangan pribadi maka itu sama halnya dengan menceburkan diri sendiri kedalam lumpur kehinaan, dan kalaupun yang kita umbar adalah kelebihan pada diri kita maka sebagian besar teman kita bisa jadi menganggap kita sebagai orang yang sombong. So, daripada terjebak dalam kebodohan mungkin biarlah sifat kepribadian itu tidak perlu kita umbar.
Jangan salah, tanpa diumbarpun jejaring sosial saat ini sudah menjadi satu acuan bagaimana orang menilai atas kepribadian seseorang.
Okey, sekarang kita sudah tahu beberapa hal yang tidak perlu dilakukan di jejaring sosial. Jadi, jangan sampai hal-hal bodoh tersebut kita lakukan kembali. Tetap jalin persahabatan dan raih manfaat positifnya.

“Make the virtual world as a means of communication, and the real world as a means of gathering”



sumber: http://sideofyou.com/kebodohan-yang-tidak-perlu-dilakukan-di-sosial-media/