Minggu, 25 Maret 2012

Five Simple Rules For Happiness

Tidak Bahagia
Tidak Bahagia
Sempat pada suatu malam, saya melayani chatting dari seorang teman baru, seorang gadis cantil, yang berdomisili di bandung. Salah satu profesi yang sedang digelutinya adalah photo modelling. Dan memang ketika saya menelusuri lebih lanjut foto-fotonya, memang pas sebagai foto model (ya iya lah).
Gadis ini bercerita bagaimana kehidupannya pada saya. Tentang dunia yang bisa dibilang “gelap” sebagai bagian dari masa lalunya. Untunglah kini ybs sedang dalam proses menuju kepada keadaan yang lebih baik. Saya ikut senang, manakala mendengar kabar darinya bahwa keluarganya pun masih tetap setia mendukung.
Ketika itu, gadis ini berkeluh kesah pada saya tentang hubungannya dengan seorang lelaki yang sudah lama berakhir. Hubungan yang membuatnya galau maksimal selama lebih dari satu tahun. Hubungan tidak sehat, yang ketika berakhir pun masih tetap tidak bisa membawa ketenangan. Rupanya, sang mantan terlalu sering menjelek-jelekkan si gadis di hadapan teman-temannya (yang juga teman si gadis) dan pacar barunya.


Gadis ini bercerita tentang rasa sakit hatinya yang pada akhirnya mengganggu ketenangan hati dan sulit untuk merasakan bahagia. Well, saya jadi teringat diskusi kecil saya dengan seorang kawan yang lain lagi. Tentang bagaimana menggali kebahagiaan dari dalam, karena memang hakikatnya letak kebahagiaan ada di dalam hati.
Saya hanya bisa menyarankan kepadanya untuk cuek saja. Daripada menghabiskan energi untuk peduli pada mereka yang tidak peduli dengan dirinya, lebih baik fokus pada hal-hal yang bisa membahagiakan dirinya sendiri. Hingga sampailah saya pada suatu pencarian dan menemukan gambar di bawah ini :

5 Simple Rules of Happiness
5 Simple Rules of Happiness
Sumbernya saya lupa darimana, karena langsung save saja ke komputer. Barangkali ada yang tahu, kabari saya yah.
Melihat gambar tersebut, ditambah lagi dengan usai membaca buku “Si Cacing dan Kotorang Kesenangannya” karya Ajahn Brahm, saya rasa memang ada benarnya. Kita terlalu fokus mencari hal-hal yang bisa membahagiakan diri sendiri dari luar hingga mengaburkan hal-hal dasar dari dalam diri yang justru disanalah letak bahagia yang sebenarnya.

1. Bebaskan Hati Anda Dari Kebencian

Pekerjaan paling sia-sia dan hanya membuat hidup jadi susah sendiri adalah ketika kita memelihara kebencian di dalam hati. Susah, kalau melihat orang lain senang. Senang, kalau melihat orang lain susah. Bahkan yang parahnya, berusaha bagaimana orang lain menjadi menderita. Hati yang selalu diliputi kebencian, akan selalu membelenggu cahaya kebahagiaan yang ada di hati. Coba saja lepaskan kebencian pada orang lain. Saya yakin, Anda akan hidup lebih tenang.

2. Bebaskan Pikiran Anda Dari Kekhawatiran

Well, kebanyakan dari kita bukan peramal bukan. Dan kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari. Jadi, untuk apa memelihara kekhawatiran yang berlebihan. Ngomong-ngomong, kalau Anda terlalu khawatir dengan masa depan, sama artinya Anda tidak percaya dengan Tuhan Anda. Bukankah Allah, sebaik-baiknya penuntun kehidupan. Dia Yang Maha Tahu atas misteri kehidupan. Cobalah berhenti mengkhawatirkan hari esok dan mulai memaksimalkan hari ini. Nikmati hidup Anda setiap harinya.

3. Hidup Sederhana

Saya teringat celetukan salah seorang teman yang di Jakarta. “Hidup di Jakarta itu tidak semahal yang dibayangkan. Yang mahal itu gaya hidupnya.”
Saya pikir ada benarnya juga. Kita terlalu sering berpikir ingin ini itu dan banyak hal lagi, yang justru membuat hidup kita tidak tenang. Terus berlari mengejar semuanya dan sering lupa untuk bersyukur atas apa yang sudah dimiliki. Padahal mungkin dari segi kebutuhan primer, semua sudah terpenuhi. Hidup lah sederhana dan temukan ketenangan. Tapi, hidup sederhana bukan berarti menjadi alasan untuk kita bermalas-malasan. Miliki kemapanan finansial, namun tetaplah sederhana dalam menjalani kehidupan.

4. Memberi Lebih Banyak

Kalau Anda sedang dirundung masalah atau kesedihan, cobalah luangkan sedikit apa yang Anda miliki dan berikan kepada orang lain. Senyuman mereka yang menerima atau bahkan doa mereka untuk Anda biasanya cukup efektif untuk membuat Anda tersenyum dan merasakan sedikit kebahagiaan. Berbagilah lebih banyak lagi dan nikmati keajaiban memberi.

5. Mengurangi Harapan

Seringkali hal-hal yang membuat kita tidak bahagia adalah ketika harapan yang kita miliki tidak tercapai. Makin tinggi kita berharap makin “ngenes” kalau lepas dan tidak tercapai. Bukan berarti tidak boleh memiliki impian yang tinggi. Justru kita harus punya impian sebagai goal atau arah kemana kita melangkah. Namun, jadilah pribadi yang fleksibel dan dinamis. Manakala yang kita inginkan tidak tercapai, mungkin Tuhan punya rencana yang lebih baik untuk kita.