Rabu, 13 Juni 2012

Rasanya yang manis dengan berbagai aroma dan rasa buah yang enak. Selain dijadikan camilan, permen juga sering dijadikan pencuci mulut. Sebaiknya tak terlalu sering mengulum si manis ini karena kinerja otak bisa terganggu.

Dalam sebuah penelitian yang baru saja dilakukan di India, menunjukkan bahwa diet tinggi fruktosa dapat menghambat kinerja otak. Pembuktian ini dilakukan dengan uji coba pada tikus. Meskipun efekburuknya bisa dicegah dengan mengonsumsi asam lemak omega-3.

"Temuan kami menggambarkan, bahwa apa yang dimakan akan berpengaruh dalam cara berfikir," ujar Fernando Gomez Pinilla, seorang profesor bedah saraf di David Geffen School of Medicine UCLA dan seorang profesor biologi intergratif dan fisiologi di UCLA College of Letters and Science.


Menjalankan diet tinggi fruktosa dalam jangka panjang dapat mengubah kemampuan otak saat belajar dan mengingat suatu informasi. Namun penambahan asam lemak omega-3 pada makanan dapat membantu menimimalkan gangguan ini.

Fruktosa banyak terdapat pada sirup jagung dan manisnya enam kali lebih dari manis dari tebu. Biasanya digunakan untuk pemanis makanan olahan, seperti minuman ringan, bumbu, saus apel dan makanan bayi.

Fruktosa sebenarnya dapat merugikan tubuh. Beberapa penyakit bisa dialami seperti diabetes, obesitas dan kelebihan lemak. Penelitian sebelumnya juga memukan bahwa makanan manis dapat mempengaruhi otak.

Sedangkan asam lemak omega-3 dan asam decosahexaenoic (DHA)sangat penting untuk kerja fungsi otak. Kerja sel otak akan mengirimkan sinyal yang merupakan mekanisme untuk belajar dan memperkuat daya ingat. Karena tubuh tidak akan menghasilkan omega-3 maka bisa diperoleh dari makanan seperti, ikan, telur dan biji rami, untuk meningkatkan jumlah sel otak.

Temuan yang telah tercatat dalam Journal of Physiology pada bulan Mei kemarin. Karena itu sebaiknya mulai batasi konsumsi fruktosa yang banyak terdapat di permen. Perbanyak juga konsumsi makanan yang mengandung asam lemak omega-3 dan asam decosahexaenoic (DHA).




sumber